Rabu, 15 Oktober 2008

Indonesian Communication System

PRATIWI
ADV 10 – 2b
Indonesian Communication System
22 September 2008
Menggali Fenomena Maraknya Hotspot


Sudah bukan hal baru lagi bagi kita saat melihat pengunjung mall dengan antusias melahap berita dari Internet melalui laptop di depannya, dengan hanya ditemani sebotol teh atau camilan. Atau sekelompok mahasiswa yang menghabiskan waktunya di lingkungan kampus demi 'gratisan' Internet setiap hari. Namun jika kita cermati dengan baik, sebenarnya apakah sasaran utama dari penyediaan layanan ini pada ruang publik kita?

Memang ada banyak sekali alasan untuk suatu pihak memasang hotspot pada lokal area bisnisnya. Sebut saja kampus, karena institusi pendidikan ini mempunyai tujuan paling ‘mulia’ dalam pemasangan hotspot. Tujuan utama suatu kampus dalam menyediakan layanan hotspot tentu saja untuk memperluas akses civitas akademikanya terhadap informasi global melalui Internet, disamping mungkin juga mengembangkan komunitas e-learning yang mereka miliki. Walaupun tidak bisa dipungkiri juga terselip aspek bisnis dalam motivasinya. Namun yang menjadi pertanyaan sekarang adalah sejauh mana ketepatan layanan ini mencapai sasarannya? Benarkah dalam sebuah kampus, era Internet kabel sudah harus digantikan oleh hotspot. Ataukah hanya sekedar sebagai strategi bisnis dalam persaingan dunia pendidikan yang kian ketat?
Seperti yang kita tahu, sejak banyaknya kampus menyediakan layanan hotspot, memang kampus tersebut berhasil menjadi 'rumah kedua' bagi sebagian mahasiswa. Namun sebenarnya untuk alasan apakah mereka betah berlama-lama tinggal di kampus dengan laptop atau PDA-nya, mungkin harus dikaji lebih dalam. Yang jelas tidak sepenuhnya motivasi mereka untuk 'tinggal di kampus' terkait dengan tugas kampus yang harus dikerjakannya. Banyak diantaranya yang memanfaatkannya sekedar karena 'gratis'. Karena seperti yang diketahui bersama, biaya komunikasi di Indonesia, termasuk untuk koneksi Internet, masih relatif mahal jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Itulah mengapa para mahasiswa ini lebih memilih 'gratis' di kampus, daripada 'bayar' di luar. Tentu saja semua itu sangat rasional.
Pastinya sebuah kampus sudah mempertimbangkan kemungkinan seperti tersebut di atas, sebelum mereka memutuskan untuk memasang hotspot. Jika sudah dapat menduga, mengapa juga mereka tetap memasangnya? Tak lain adalah karena pertimbangan aspek bisnis, karena seperti yang kita tahu, dunia pendidikan pun saat ini merupakan lahan bisnis yang potensial. Untuk dapat bersaing menjadi sebuah perguruan tinggi papan atas, tentunya tak semata kualitas pendidikan yang harus diperhatikan. Aspek fasilitas kampus merupakan salah satu faktor penentu layak tidaknya sebuah perguruan tinggi disebut 'bergengsi'. Bayangkan jika sebuah perguruan tinggi ternama sekelas UGM atau UI tidak mempunyai hotspot. Apa kata dunia? Itulah mengapa saat ini banyak kampus berlomba memperbaiki infrastrukturnya, termasuk infrastruktur IT-nya.
Lalu bagaimana dengan pemasangan hotspot pada suatu pusat keramaian? Seperti yang banyak kita lihat saat ini, banyak ruang publik yang menyediakan fasilitas hotspot. Untuk yang satu ini, alasannya sangat mudah ditebak, tak lain dan tak bukan adalah aspek bisnis semata. Ya, sebuah ruang publik yang menyediakan hotspot pastilah akan menarik bagi para surfer untuk mendatanginya, dan para surfer ini biasanya berasal dari ekonomi menengah ke atas. Ini merupakan suatu nilai tambah bagi proses marketing suatu pusat keramaian. Entah itu hotspot yang bersifat free hingga hotspot yang berbayar sekalipun kenyataannya tetap merupakan hal yang menarik, apalagi untuk kalangan muda di kota-kota besar, yang didominasi oleh pelajar dan mahasiswa dari berbagai penjuru daerah. Tentu saja mereka merupakan target market yang potensial. Hitung saja sudah berapa pusat perbelanjaan maupun hiburan di sekitar kita yang memasang fasilitas ini, mulai dari Mall hingga kafe-kafe, semua berlomba memperlengkapi diri dengan fasilitas ini. Tak lain hanyalah untuk menarik pengunjung sebanyak mungkin untuk memperlancar bisnis mereka masing-masing.
Jadi sebenarnya hal terpenting dari fenomena maraknya pemasangan hotspot saat ini adalah bukan untuk apa mereka memasangnya, namun bagaimana kita memanfaatkannya. Orang yang memakai layanan tersebut hanya untuk sekedar mengetahui gossip artis dan film terkini tentunya tidak akan mendapat manfaat yang sama dengan orang yang memakainya untuk bekerja melihat harga saham di pasaran terkait dengan berita terbaru kebijakan pemerintah. Begitu juga dengan mahasiswa, walaupun sama-sama mendapat akses gratis di kampus, tergantung dengan bagaimana mereka akan memanfaatkannya.
http://www.beritanet.com

a. Perspektif Evolusioner :
Perubahan yang terjadi dari zaman dahulu hingga sekarang sangatlah cepat dan maju, yang dulu tadi nya berkomunikasi hanya dengan melalui kirim surat lewat kantor pos, kemudian berkembang melalui televisi, radio dan sekarang dengan berkembangnya technology yang semakin maju muncullah penemuan baru seperti internet. Bahkan sekarang internet sudah dapat merambak ke pedesaan atau bahkan ke tempat – tempat terpencil.
Maka dari itu maraknya hotspot sangatlah baik dan berfungsi bagi semua manusia untuk berkomunikasi,mencari informasi, dan bahkan untuk bersosialisasi.
Tujuannya :
Untuk mencari informasi dan bersosialisasi dengan orang lain, atau untuk sekedar mengisi waktu luang.
Adaptasi :
Hotspot dapat beradaptasi diberbagai tempat apabila didukung dengan alat – alat dan system yang sudah ada. Karena sudah banyak tempat – tempat yang menggunakan hotspot ini untuk berbagai kepentingan seperti di mall untuk menarik banyak pengunjung yang ada, sekarang ini malah hampir semua kampus sudah ada hotspotnya sendiri untuk memudahkan mahasiswanya dalam mencari informasi.
Bersosialisasi
Dengan adanya hotspot ini maka semua pengguna hotspot tersebut dapat bersosialisasi dengan orang lain atau dapat disebut juga dengan online. Bahkan sekarang ini sudah mulai muncul berbagai handphone yang dapat digunakan untuk berhotspot ria.
Pemeliharaan Pola
Dalam hal ini pemeliharaannya baiknya untuk hal – hal yang positif saja. Agar tidak salah digunakan oleh banyak pihak yang hanya iseng- iseng saja. Dan pastinya dijaga system dan prosedurnya dengan baik dan benar.

b. Konflik Sosial
Konflik yang ada di sini yaitu banyak para golongan pengusaha atau pemilik modal yang justru makin memperbanyak mengeluarkan link – linknya ke berbagai tempat tapi tidak memikirkan golongan menengah ke bawah yang juga ingin lebih maju dan lebih baik lagi untuk bermotivasi.

c. Symbolic Interactionisme
Dengan adanya hotspot ini maka banyak para pengusaha yang termotivasi untuk terus melakukan perkembangan usahanya. Atau banyak juga manusia yang bermotivasi untuk melakukan penemuan –penemuan barunya agar perkembangan technology di Indonesia semakin maju lagi.

Tidak ada komentar: